Saat menjadi orangtua, saya rasa semua orang akan concern mengenai jasa medis dan dokter untuk si kecil. Meski anak tidak sakit, meski nggak kenapa-kenapa, pun kita akan sering bertemu dengan mereka. Entah untuk imunisasi atau kontrol pertumbuhan. Bukankah kita semua ingin anaknya tumbuh dengan sehat dan optimal?
Saya beberapa kali ketemu dengan DSA (dokter spesialis anak), dokter umum, dan aneka jasa medis yang ada di Yogyakarta. Alasan untuk menemui mereka beragam. Ada yang disebabkan anak alergi, benjolan di pusar, BB nggak naik, dan serangkaian 'bonus' yang datang bersamaan dengan buntelan lucu imoet nan menggemaskan ini.
Little L |
1. dr. Nini Rahmani Aziz, Sp.A -- Lokasi Praktik di RSKIA Sadewa Babarsari
Dokter Nini adalah dokter anak pertama yang menangani Little L paska persalinan. Saya sendiri kurang paham apa yang dilakukan beliau sesaat setelah bayi lahir, karena saya masih fokus beristirahat setelah melahirkan. Namun setelah mencari tahu, dokter anak bertugas untuk mencatat dan memastikan si bayi dalam kondisi optimal dan sehat setelah lahir. Apabila terjadi komplikasi, dokter anak akan sigap menolong si bayi agar tetap terkondisikan.
Saya menemui beliau 2 kali. Pertama di saat kontrol sebelum bayi dipulangkan untuk memantau kondisi bayi apakah sudah layak pulang atau belum. Kedua, saat kontrol Baby L seminggu setelah ia lahir, untuk memantau kenaikan BB pertama, poop, dan kondisi umum bayi. Sekilas kesan tentang dokter Nini adalah beliau lugas, langsung to the point, dan menjelaskan tanpa diminta. Kurangnya satu, antreannya panjang sekali, mungkin karena di RSKIA Sadewa (tempat praktik beliau), dikenal sebagai RS laris dan terjangkau di kantong. Saya sampai kasihan dengan bayi saya harus menunggu terlalu lama dan berdesakan dengan pasien lainnya. Kapok dengan antreannya, saya putuskan cukup sekali saja kontrol ke Dokter Nini waktu itu.
Mungkin selain di RSKIA Sadewa beliau juga membuka praktik di rumah pribadinya, hanya saja saya belum mencari tahu lebih lanjut.
2. dr. Anita Tri Kusuma -- Praktik di Klinik Bangun Husada Seturan
Dokter Anita adalah dokter umum di klinik faskes I BPJS kami. Saya sekeluarga kalau ada keluhan kesehatan yang dari ringan sampai agak berat biasanya langsung mendatangi klinik ini. Orangnya komunikatif, friendly, dan staffnya juga ramah-ramah. Meski dokter umum, beliau cukup piawai untuk menangani kasus-kasus keluhan bayi. Misalnya saat L demam atau muntah, bisa tertangani dengan baik. Begitu pula saat L pernah mengidap dermatitis atopik, diberikan salep dan obat anti alergi langsung sembuh.
Keunggulan beliau menurut saya adalah beliau gemar memberikan tips tumbuh kembang anak tanpa diminta. Misal tips simulasi tengkurap, dan berbagai perawatan bayi lainnya. Kelebihan lain adalah beliau tidak mudah meresepkan obat manakala tidak perlu amat. Misal waktu itu baby L sempat diare, kami tidak diresepkan obat diare, melainkan dibei vitamin untuk usus dan parasetamol untuk meredakan demamnya.
3. Bidan Mugi Rahayu, AmdKeb, SFil, MPH -- Purwomartani
Semenjak pandemi, saya dan L sebisa mungkin menghindari datang ke rumah sakit atau pusat kesehatan kalau nggak perlu-perlu banget. Namun kita berusaha agar L tetap mendapatkan imunisasi sesuai haknya. Maka dari itu, atas rekomendasi teman, saya mencoba imunisasi di tempat bidan Mugi (persalinan Maryam). Lokasinya di daerah Purwomartani - Kalasan. Agak nyelempit memang, tetapi dari pencarian google map menunjukkan lokasi cukup akurat dan mudah dicari.
Kesan pertama saat memasuki klinik bidan Mugi adalah teduh dan Islami. Lamat terdengar alunan suara murattal di lokasi. Staffnya juga ramah-ramah. Keunggulannya, setiap ada jadwal imunisasi, setiap anak akan mendapat jamnya sendiri-sendiri untuk menghindari kerumunan. Dua kali saya mengimunisasi L di sana, nggak antre sama sekali dan sudah pas dengan jamnya. Selain itu, tarif imunisasi dasar juga cukup terjangkau. Kemungkinan L akan terus imunisasi di sini.
4. dr. Lhora Arie Sandy, Sp. BA -- Praktik di Rumah Sakit Hermina
Saat L berumur 2 bulan, pusarnya tidak kunjung kering dan timbul benjolan sekaligus bau anyir yang tak sembuh-sembuh. Setelah diperiksa, ternyata bayi saya mengidap kelainan bawaan lahir urachus (saluran kemih bocor ke pusar) sehingga perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaikinya. Dokter yang menangani prosedur ini adalah dokter Lhora spesialis bedah anak di rumah sakit Hermina Yogyakarta. Saya sama sekali tidak ada pengalaman yang berkaitan dengan rawat inap dan operasi, mendengar kata 'surgery' aja udah ngeri duluan. Namun qodarullah, saya harus menghadapi situasi di mana anak saya, bayi saya yang masih merah berumur 2 bulan harus menjalani pembedahan.
Saya berharap kamu dan anak kamu tidak perlu bertemu dengan dokter bedah anak di manapun berada. Namun apabila dibutuhkan -- misalnya ingin menyunat anak, dokter Lhora bisa dipertimbangkan. Beliau komunikatif dan sayang anak. Perawatan paska operasi juga tetap dipantau sampai lukanya sembuh benar. Sekarang keluhan pusar L alhamdulillah sudah tidak ada lagi.
5. dr. Neti Nurani, M. Kes, Sp. A (K) -- Praktik di RS Bhakti Ibu
Saat L berusia 10 bulanan, ia mengidap gatal-gatal di area lengan yang ternyata adalah dermatitis atopik -- sejenis alergi. Saking gatalnya, L bisa menggaruk sampai lecet dan berdarah. Kemudian saya bawa ke dokter Neti, niatnya biar bisa sekalian konsultasi gizi karena berat L tidak nambah-nambah. Namun begitu sampai sana, beliau hanya meresepkan pengobatan untuk dermatitis atopiknya, dan menolak untuk dimintai konsul gizi. :(. Mungkin menurut beliau biar diselesaikan dulu penyakitnya, baru pembenahan gizi. Atau bisa juga karena saat saya kontrol ke sana, kebetulan mendekati jam enam sore di saat magrib. Tahu sendiri kan, di jam-jam tersebut adalah saat kemrungsung-nya manusia.
Alhasil saya cuma membawa pulang resep saja, tanpa konsultasi gizi seperti yang diharapkan. Padahal tarifnya juga tidak murah (tetap ada charge konsul gizi). Sekali berobat ke sana, cukup menjadi alasan untuk tidak datang kembali.
0 komentar:
Post a Comment