Di salah satu agenda bulan lalu, saya dan kawan-kawan (sebut saja Gang Girang) pergi tamasya dan rame-rame melakukan photosession untuk kado nikahan salah satu kawan kami, Utari. Kami pengen memberikan sesuatu yang spesial dan anti mainstream untuk pernikahan sahabat kami. Lalu, disusunkan konsep foto sesyen yang melibatkan kami berempat, termasuk sang bride-to-be (sekarang udah merit). Lokasinya dipilih di Candi Abang, Berbah. Sekitar 20 km arah timur kota Yogyakarta.
Candi Abang, errr, agak susah menjelaskannya. Namanya memang candi, tapi penampakannya tidak lebih dari gundukan bukit kecil yang keseluruhannya ditutupi rumput. Kabarnya candi yang sesungguhnya tersembunyi di bawah gundukan tanah ini. Saya kepo sekilas ke Wikipedia, memang benar, di Candi Abang ini ada setumpukan bebatuan candi beserta simbol Yoni di kawasannya.
Kini selain jadi obyek wisata sejarah, Candi Abang juga jadi tempat favorit para fotografer yang ingin mencari spot-spot menarik untuk difoto. Memang, pemandangan di sini bagus. Lokasinya agak naik di atas bukit dan dapat melihat pemandangan kota Jogja dari atas. Tiket masuknya nol rupiah, tapi kamu harus bayar parkir untuk kendaraanmu. Ohya, jangan lupa untuk beli-beli makanan kecil yang dijual penduduk setempat ya. Hitung-hitung membantu perekonomian masyarakat sekitar.
Saya, Utari, Monica, dan Ajeng |
Tempatnya terbuka dan masyaallah panas nian, apalagi kalau datang di siang hari. Tapi gimana ya, cahaya terbaik untuk foto-foto ya siang hari itu. Maka, demi kualitas foto, kami abaikan dulu kenyamanan dan rasa panas. Hihi. Tips dari saya kalau mau niat foto-foto di sini:
1. Datang pagi hari, kurang dari jam 8.
2. Buka ramalan cuaca dulu. Pastikan nggak mendung banget.
3. Bawa payung!
4. Bawa sandal nyaman untuk naik bukit.
5. Pake sunblock, suncsreen dan sejenisnya. Dengan kadar SPF tinggi.
6. Bawa minum yang banyak. Atau beli saja dari masyarakat sekitar yang suka buka lapak.
7. Jika pengen foto di sore hari, datanglah sore hari. Kabarnya sunset di sini keren. Sayang kemarin kami pulang ketika masih siang.
Jealously melanda, karena dia yang menikah duluan di antara kami. Hohoho. |
Nah, kira-kira hasil akhir pemotretannya jadi kayak gini:
Kami nge-kiss Utari pas pakai lipstik merah (harus lipstik merah), lalu nyuruh doi pulang ke rumah tetapi nggak boleh menghapus bekas lipstik di mukanya! Wkwkwk. Konsep yang seru, kalau kami bilang. Karena gift seperti ini bakal terkenang karena Who cares? I'm awesome. |
1. Ajeng. Monica, Utari.
2. Sang fotografer yang sangat berbakat, Enand. Untuk melihat karya-karya Enand, bisa dilihat di sini:
It's not the ending, it's beginning. |
0 komentar:
Post a Comment