My 5 years old lovely brother. #Aby. Via Instagram |
Sebenarnya cukup banyak yang lagi pengen saya ceritakan (baca : curhat) yang terjadi di minggu-minggu akhir ini. Pertama, saya kebagian jatah untuk merasakan ponsel saya rusak! Dia bermasalah di bagian touchscreen. Awalnya saya pakai seperti biasa, kemudian tiba-tiba dia nggak mau kusentuh-sentuh lagi (sentuh??) Alhasil, saya harus rela memasukkan ke bengkel dan move on dengan ponsel klasik. Dengan adanya masalah ini, otomatis kegiatan narsis dan nulis menulis di blog jadi terbengkalai dan tidak diurus. Padahal banyak produk-produk saya yang ngawe-awe minta direview. Untung di posting yang sebelumnya saya lumayan dapet resource foto dari Tintaz, Fifi, Momon dan Looxperiments. Jadi, postingan ini tetap bisa saya buat.
Ituh hengpon saya yang sekarang masuk Rumah Sakit Khusus Hengpon. Ada foto Sekar juga yang nampang. |
-menurut beberapa saksi mata, katanya Bapak saya sempet mrebes mili mendengar saya menyanyi. Hiks hiks. Jadi terharu. Padahal suara saya nggak merdu-merdu amat-
Next, setelah balik ke kampung halaman, akhirnya saya kesampaian juga icip-icip moda transportasi yang baru diluncurkan dari Purwokerto – Jogja (Maguwoharjo, Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta). Yaitu kereta Maguwo Exspress atau disebut juga Baturraden Ekspress. Dia adalah kereta jenis KRL Ekonomi AC yang nyaman. Super nyaman malah kalo saya bilang. Keretanya pun bersih dan masih baru. Terlihat kursi-kursinya masih tersegel plastik dengan rapi. Dengan harga tiket 50 ribu, kita bisa menempuh perjalanan Purwokerto – Maguwo (Bandara Yogyakarta) selama 3 jam saja. Ini cepat banget lho. Naik bis saja bisa butuh waktu lima jam untuk menempuh jarak yang sama. Karena saya naiknya dari Kroya (sebuah kota kecil di kabupaten Cilacap) dan turun di Tugu Yogyakarta, waktu yang saya butuhkan cukup 2 jam! Bayangkan, naik bis yang harga tiketnya sama butuh empat jam, naik motor tiga setengah jam, ini, naik kereta Cuma dua jam! Hwah, seandainya tiketnya sepuluh ribu perak, saya pasti sudah jadi komuter Kroya – Jogja. *hehehe, mirip Jakarta saja, banyak komuter berkeliaran*.
Saya senang sekali ada moda kereta baru seperti ini. FYI, saya lebih suka naik kereta dibanding naik Bus. Buat saya, pemandangan jalur kereta itu indah. Sungai, sawah, hutan, dan kebun. Sekali-kali kereta juga melewati terowongan panjang. Sensasi naik kereta itu jauh lebih menyejukkan dibanding pemandangan hiruk pikuk jalanan berupa kemacetan, rest area, toko-toko, belum lagi bangjo jika naik Bus.
Saya senang sekali ada moda kereta baru seperti ini. FYI, saya lebih suka naik kereta dibanding naik Bus. Buat saya, pemandangan jalur kereta itu indah. Sungai, sawah, hutan, dan kebun. Sekali-kali kereta juga melewati terowongan panjang. Sensasi naik kereta itu jauh lebih menyejukkan dibanding pemandangan hiruk pikuk jalanan berupa kemacetan, rest area, toko-toko, belum lagi bangjo jika naik Bus.
Kereta Maguwo. Warnanya Merah. Sumber |
-lagi-lagi karena hengpon saya bermasalah, saya nggak bisa mengabadikan interior kereta Maguwo. Padahal kepingin banget foto-foto dan narsong-narsong. Lucky or unlucky me, kemarin yang naik kereta cuma dua orang dari Kroya. What the. Harusnya kan aku bisa berfoto-foto alay di gerbong yang isinya cuma lima orang itu.-
Masih ada cerita lagi. Alhamdulillah ternyata saya menang lomba nulis cerita Looxclass Jogja yang diadakan beberapa waktu kemarin. Postingan ini nih yang bikin saya dapet paket produk dari Make Over senilai 250.000. Duuh, beruntungnya sayaa. Makasih Looxperiments, makasih Make Over Indonesia.
Finally, karena saya betul-betul membutuhkan alat komunikasi (baca : smartphone), saya move on ke ponsel ini :
Asiiik. |
Pamer gambar hengpon dari mbah Google. |
Galaxy Ace Android
Sebagai selebrasi, saya langsung install-instal banyak aplikasi. Contohnya Whatsapp (ternyata mendapat sekitar dua ratusan pesan baru dari teman-teman dan dari Grup). Plume for Twitter (ada beberapa mention). Instagram, Foursquare, Sudoku (I Love playing Sudoku), Blogger, Dropbox, YM, Opera Mini dan masih banyak lagi. Dengan acara install-instal itu, saya merasa, ponsel yang lama telah kembali. Dengan layar yang lebih besar, dan tipe Android yang lebih canggih. Alhamdulillah.
Saya juga mencobanya untuk memotret narsis diri sendiri.
Kameranya 5 mega pixel, serupa dengan ponsel terdahulu saya. Tapi gambarnya lebih tegas dan jelas. So, the next reviews dan segala macem *OTD, kamera hengpon inilah yang akan bertindak.
Saya juga membuat akun Instagram loh. @andhikalady
Ngomong-ngomong hengpon, sebenarnya banyak yang menyarankan saya memakai Blackberry. Bahkan ada pula yang meminta pin BB. Tapi kebetulan yang saya butuhkan lebih dari sekedar BBM. Semua BB user bisa install Whatsapp dan YM kan? So, BBM bisa saya skip dan fokus ke tools yang lain. Salah satu cita-cita saya sebagai mahasiswa IT adalah >> Someday, I will make a fancy Android application. Dengan begitu, akan lebih berguna jika ponsel saya Android bukan?
Jangan suudzon. Ini saya sama adek saya yang gajulable. >.<. Lokasi = pantai deket rumah. |
My 5 years old lovely brother. #Aby |
Saya kalau lagi bulan purnama, mukanya seperti ini. LOL |
-setelah ini, siapapun yang masih tanya-tanya pin BB ke saya akan saya tabok. #eh-
Sebelum saya dibuli pemakai BB seluruh dunia, saya mau membicarakan satu pendapat. Menurut saya, jenis smartphone itu masalah kebutuhan dan kepercayaan. Jika kamu butuhnya pakai BB ya pakailah. Kalau dengan pakai BB bisa bikin kamu lebih percaya sama pacar, ya pakailah. Kalau butuhnya iPhone, silahkan. Kalau dengan pakai iPhone kamu lebih mudah kepo mantan, bolehlah. Butuhnya ponsel yang dual sim, ya pakailah. Kepingin bisa nonton TV di mana aja, beli hape TV. Mau punya ponsel yang ada senternya, juga boleh. Karena saya butuhnya (dan mampunya) pakai Android, saya pilih Android. Tapi saya juga tidak menampik jika suatu saat saya butuh ponsel lain (selama ada rejeki) bisa jadi saya beralih kepercayaan. So far, apapun jenis ponselnya, dia hanyalah alat komunikasi. Yang terpenting ada personality dan cara kita membawa diri. Dan galau ditanggung sendiri. Hehehe.
Miapah ini dari ngomongin make up berubah jadi ngomongin smartphone?
Anyway, terimakasih sudah menyempatkan diri untuk membaca postingan yang (tidak terlalu) penting ini. :)
Regards